Fotografer Yurnaldi Temukan Serangga Terunik dan Tercantik di Dunia
Fotografer Yurnaldi Temukan Serangga Terunik dan
Tercantik di Dunia
KabarMinang.com-Padang - Siang itu, seusai istirahat dan nimum kawa daun, di Puncak
Kawa Nagari Pariangan, Kabupaten Tanahdatar,
seorang fotografer asyik dan serius dengan subyek foto yang ada di depan
matanya. Dia memotret dalam jarak yang relatif dekat. Rupanya, subyek foto yang
dia temukan adalah satu dari enam serangga terunik di dunia dan tercantik,
yaitu kumbang emas.
Wartawan Utama dan Fotografer Yurnaldi dan istri,
Rozalina, saat berkunjung dan berburu foto ke Pariangan. (Foto dok Yurnaldi)
Fotografer itu, ternyata, Yurnaldi. Wartawan senior dan
fotografer yang sudah malang melintang di Indonesia. Penyuka jalan-jalan yang
sudah kunjungi hampir seluruh daerah di Indonesia dari Sabang hingga Papua dan
sejumlah negara di benua Eropah, Asia, Australia, dan benua Afrika ini, secara
tak sengaja mendapatkan subyek foto yang langka, terunik, dan tercantik di
dunia. Dan selama berburu foto, dia menemukannya di Nagari Pariangan.
“Ini karunia dan rahmat Allah SWT. Binatang langka dan
terunik ciptaan Allah itu, mungkin selama ini tidak diketahui masyarakat.
Alhamdulillah, ketika saya ke Pariangan untuk menikmati pesona keindahan,
sekaligus ingin mempromosikan Negeri Terindah ini kepada masyarakat lain
melalui sosial media, saya menemukan sesuatu yang luar biasa. Meski hanya
serangga, namun serangganya terunik di dunia, langka, dan tercantik (paling fashionable),” kata Yurnaldi, yang
pensiunan wartawan Kompas ini, kepada
Padang Ekspres, minggu pekan lalu.
Menurut dia, dengan keberadaan kumbang emas ini, maka
nilai keindahan Nagari Pariangan akan jauh lebih bermakna. Bisa jadi ke depan,
wisatawan nusantara dan mancanegara ke Pariangan akan berburu foto kumbang emas
ini. “Ini bisa dikelola dalam bentuk lomba foto dan atau berburu foto di Nagari
Pariangan. Yakin, para fotorgrafer akan lebih membuat Nagari Pariangan lebih
terkenal dengan segala keunikannya, termasuk ditemukannya satu dari enam
serangga terunik di dunia tersebut,” papar Yurnaldi, yang pernah menyabet juara
pertama tingkat nasional lomba penulisan pariwisata yang digelar Kementerian
Pariwisata dan salah seorang pemenang lomba foto Gerhana Matahari Total 2016.
Yurnaldi berburu foto gerhana matahari total ke Sikakap, Kabupaten Kepulauan
Mentawai. Yurnaldi juga pernah menyabet juara pertama dan juara umum lomba foto
tingkat nasional dengan subyek foto jambatan aka di Pesisir Selatan tahun
1980-an. Lewat foto dan tulisan di puluhan media, selama 30 tahun terakhir,
Yurnaldi, memperkenalkan jambatan aka ke masyarakat dunia sebagai salah satu
keunikan dunia.
Kumbang emas yang ditemukan di Nagari Pariangan itu,
jelas Yurnaldi yang juga sarjana matematika dan ilmu pengetahuan alam lulusan
IKIP Padang ini, di Indonesia juga dikenal dengan nama kepik emas. Kumbang ini
memang sangat cantik, sebab bagian cangkangnya seperti dilindungi oleh kubah
transparan yang berkilau keemasan. Tubuh mereka juga berwarna hologram bila
terkena cahaya matahari.
“Saya bersyukur, karena bisa mometret kumbang emas yang
lagi bertelur. Artinya, populasi kumbang emas di Nagari Pariangan relatif bagus
perkembangannya. Ini juga pertanda baik, bahwa pertanian sawah di Negari
Terindah di Dunia ini, sangat ramah lingkungan. Pertanian organik, yang tidak
memakai pupuk kimia dan pestisida,” jelas Yurnaldi, yang sudah menulis puluhan
buku dan salah tiga bukunya yang terkenal adalah Menjadi Wartawan Hebat, Jurnalisme Kompas, dan Jawara Menulis Artikel.
Kumbang Emas sedang mengerami telor. (Foto Yurnaldi)
Dengan temuan kumbang emas ini, Yurnaldi yang kini
komisioner di Komisi Informasi Provinsi Sumatera Barat ini, akan berupaya
mempromosikan Nagari Pariangan melalui foto dan tulisan.
Bahkan, dia juga memberikan gagasan, bagaimana Dinas
Pariwisata Kabupaten Tanahdatar menggelar peragaan busana di alam terbuka,
sekaligus lomba foto di Pariangan, yang akan diliput puluhan bahkan ratusan
wartawan/fotografer. Ribuan wisatawan akan berkunjung untuk menyaksikannya.
“Bayangkan dampak positifnya ke depan. Melalui foto dan
pemberitaan, serta tulisan, Pariangan akan menjadi pusat perhatian dunia. Kalau
setiap wisatawan berswafoto (selfie)
dan mengirimkan foto-fotonya ke sosial media, bayangkan kalau setiap orang
punya minimal 3.000 teman, maka kalau 1.000 orang mengirimkan dan memajang foto
nagari Pariangan dengan segala keindahan dan keunikkannya, maka ada 3 juta yang
tahu karena foto tersebut. Ini potensi wisatawan yang bisa menggerakkan ekonomi
masyarakat Pariangan,” papar Yurnaldi, yang juga salah seorang admin dua akun
fesbuk yang mempromosikan keindahan alam Indonesia ke dunia, yaitu Travel Book Lovers (5.187 anggota per 6
April 2017) dan Beautiful Indonesia
(33.052 anggota per 6 April 2017).**
No comments