Putra Payakumbuh Berpeluang jadi Menlu
Putra Payakumbuh yang kini menjadi Duta Besar Indonesia untuk
Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara, Yuri Octavian Thamrin,
diprediksi lembaga survei Indo Barometer, masuk dalam susunan kabinet
Jokowi-JK 2014-2019.
Bersama Direktur CSIS Rizal Sukma dan mantan Dirjen Eropa-Amerika Dian Triansyah Djani, nama Yuri Octavian Thamrin, sebagaimana diberitakan Padang Ekspres edisi Jumat (25/7) lampau, diprediksi Indo Barometer sebagai Menteri Luar Negeri.
Kendati prediksi ini disusun lewat observasi dan asumsi subyektif, bukan hasil survei yang didasarkan pada metodologi riset kuantitatif, lengkap dengan margin of error-nya seperti kerap dikeluarkan Indo Barometer. Namun, munculnya nama Yuri O Thamrin dalam daftar 'kabinet bersih' Jokowi-JK, cukup membanggakan Payakumbuh.
Betapa tidak, sejak Republik Indonesia merdeka 1945, belum pernah tercatat sekali pun dalam sejarah putra Payakumbuh dan Limapuluh Kota menjadi menteri. Kendati, dua daerah serumpun di perlintasan Sumbar dengan Riau ini, pernah menjadi daerah basis perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) semasa gempuran Agresi Militer II Belanda 1948-1949 lalu.
"Ya, memang belum pernah rasanya, putra Payakumbuh dan Limapuluh Kota jadi menteri. Kalau prediksi Indo Barometer itu tepat dan Pak Yuri menjadi menteri, tentu sejarah baru bagi daerah ini," komentar pemuka masyarakat Luak Limopuluah Irfendi Arbi yang pernah menjadi Wabup Limapuluh Kota.
Yuri O Thamin sendiri, merupakan putra kandung mendiang Thamrin Manan, seorang pengacara, mantan anggota DPRD, pendiri Yarsi, YPI-Raudhatul Jannah dan YPP-PDRI Sumbar. Lahir di Jambi, 31 Oktober 1961, Yuri bersepupu dengan Riza Falepi DtRajo Ka Ampek Suku, mantan anggota DPD-RI yang kini Wali Kota Payakumbuh dari PKS.
Dalam karirnya sebagai diplomat, Yuri yang masih punya hubungan keluarga dengan Marzul Veri, mantan ketua KPUD Sumbar yang merupakan Ketua Relawan Tuah Sakato (tim pemenangan Jokowi-JK di Sumbar), pernah diutus Indonesia untuk memimpin negoisasidengan Jepang, Cina, Australia, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Thailand, Filipina dan Myamnar.
Dalam kesehariannya, Yuri yang merupakan suami Risandrani Thamrin, sekaligus ayah dari Rian Mochtar Azis dan Adrian Khalif Akbar, dikenal sederhana dan bersahaja. Mesti terkesan pendiam, namun lulusan terbaik Senior Foreign Service Course, Batch XXX, 2004 itu, suka diajak berdiskusi, terutama dengan anak muda.
Bahkan, saat pulang kampung ke Payakumbuh, Maret 2011 silam untuk melihat mendiang ayahnya yang saat itu jatuh sakit, Yuri melapangkan waktunya untuk berdiskusi dengan Padang Ekspres, bersama mantan Sekkab Limapuluh Kota N Ben Yuza dan pengurus YPP-PDRI Ferizal Riwan. Saat itu, ia bicara panjang-lebar soal peluang yang bisa ditangkap Indonesia dari Inggris.
"Di Inggris sekarangberkembang industri-industri kreatif. Bahkan, industri kreatif merupakan high segment di negara tersebut. Indonesia punya kekuatan untuk ikut bergabung. Caranya dengan mengembangkan industri kreatif berbasis budaya," kata Yuri O Thamrin.
Selain industri kreatif dan perdagangan, Yuri juga bicara soal peluang pariwisata. Menurutnya, penduduk Inggris pada 2011 berjumlah 60 juta orang. Namun yang berpergian ke luar negeri setiap tahun mencapai 69 juta orang. Artinya, diantara warga Inggris ada yang lebih dari satu kali liburan.Sementara yang berkunjung ke Indonesia baru 163 ribu orang per tahun.
"Ini adalah tugas kita bersama untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Kita di KBRI sudah berupaya menarik perhatian warga Inggris, dengan cara menggandeng perguruan tinggi di sana untuk memutar film-film tentang kebudayaan Indonesia. Kita juga buka kursus gratis bahasa Indonesia untuk warga Inggris. Kita yakin, bahasa menarik dipelajari. Kalau paham satu kalimat, pasti ingin belajar terus," ungkap Yuri O Thamrin.
Apa yang disampaikan Yuri 3 tahun silam tersebut, tentu cocok dengan visi-misi Jokowi-JK, saat kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Terutama, soal komitmen memajukan industri kreatif dan sektor pariwisata yang mendapat dukungan dari kalangan seniman, musisi, dan budayawan, seperti terlihat dalam Konser Salam Dua Jari di Gelora Bung Karno, tempo hari. (*)
Bersama Direktur CSIS Rizal Sukma dan mantan Dirjen Eropa-Amerika Dian Triansyah Djani, nama Yuri Octavian Thamrin, sebagaimana diberitakan Padang Ekspres edisi Jumat (25/7) lampau, diprediksi Indo Barometer sebagai Menteri Luar Negeri.
Kendati prediksi ini disusun lewat observasi dan asumsi subyektif, bukan hasil survei yang didasarkan pada metodologi riset kuantitatif, lengkap dengan margin of error-nya seperti kerap dikeluarkan Indo Barometer. Namun, munculnya nama Yuri O Thamrin dalam daftar 'kabinet bersih' Jokowi-JK, cukup membanggakan Payakumbuh.
Betapa tidak, sejak Republik Indonesia merdeka 1945, belum pernah tercatat sekali pun dalam sejarah putra Payakumbuh dan Limapuluh Kota menjadi menteri. Kendati, dua daerah serumpun di perlintasan Sumbar dengan Riau ini, pernah menjadi daerah basis perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) semasa gempuran Agresi Militer II Belanda 1948-1949 lalu.
"Ya, memang belum pernah rasanya, putra Payakumbuh dan Limapuluh Kota jadi menteri. Kalau prediksi Indo Barometer itu tepat dan Pak Yuri menjadi menteri, tentu sejarah baru bagi daerah ini," komentar pemuka masyarakat Luak Limopuluah Irfendi Arbi yang pernah menjadi Wabup Limapuluh Kota.
Yuri O Thamin sendiri, merupakan putra kandung mendiang Thamrin Manan, seorang pengacara, mantan anggota DPRD, pendiri Yarsi, YPI-Raudhatul Jannah dan YPP-PDRI Sumbar. Lahir di Jambi, 31 Oktober 1961, Yuri bersepupu dengan Riza Falepi DtRajo Ka Ampek Suku, mantan anggota DPD-RI yang kini Wali Kota Payakumbuh dari PKS.
Dalam karirnya sebagai diplomat, Yuri yang masih punya hubungan keluarga dengan Marzul Veri, mantan ketua KPUD Sumbar yang merupakan Ketua Relawan Tuah Sakato (tim pemenangan Jokowi-JK di Sumbar), pernah diutus Indonesia untuk memimpin negoisasidengan Jepang, Cina, Australia, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Thailand, Filipina dan Myamnar.
Dalam kesehariannya, Yuri yang merupakan suami Risandrani Thamrin, sekaligus ayah dari Rian Mochtar Azis dan Adrian Khalif Akbar, dikenal sederhana dan bersahaja. Mesti terkesan pendiam, namun lulusan terbaik Senior Foreign Service Course, Batch XXX, 2004 itu, suka diajak berdiskusi, terutama dengan anak muda.
Bahkan, saat pulang kampung ke Payakumbuh, Maret 2011 silam untuk melihat mendiang ayahnya yang saat itu jatuh sakit, Yuri melapangkan waktunya untuk berdiskusi dengan Padang Ekspres, bersama mantan Sekkab Limapuluh Kota N Ben Yuza dan pengurus YPP-PDRI Ferizal Riwan. Saat itu, ia bicara panjang-lebar soal peluang yang bisa ditangkap Indonesia dari Inggris.
"Di Inggris sekarangberkembang industri-industri kreatif. Bahkan, industri kreatif merupakan high segment di negara tersebut. Indonesia punya kekuatan untuk ikut bergabung. Caranya dengan mengembangkan industri kreatif berbasis budaya," kata Yuri O Thamrin.
Selain industri kreatif dan perdagangan, Yuri juga bicara soal peluang pariwisata. Menurutnya, penduduk Inggris pada 2011 berjumlah 60 juta orang. Namun yang berpergian ke luar negeri setiap tahun mencapai 69 juta orang. Artinya, diantara warga Inggris ada yang lebih dari satu kali liburan.Sementara yang berkunjung ke Indonesia baru 163 ribu orang per tahun.
"Ini adalah tugas kita bersama untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Kita di KBRI sudah berupaya menarik perhatian warga Inggris, dengan cara menggandeng perguruan tinggi di sana untuk memutar film-film tentang kebudayaan Indonesia. Kita juga buka kursus gratis bahasa Indonesia untuk warga Inggris. Kita yakin, bahasa menarik dipelajari. Kalau paham satu kalimat, pasti ingin belajar terus," ungkap Yuri O Thamrin.
Apa yang disampaikan Yuri 3 tahun silam tersebut, tentu cocok dengan visi-misi Jokowi-JK, saat kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Terutama, soal komitmen memajukan industri kreatif dan sektor pariwisata yang mendapat dukungan dari kalangan seniman, musisi, dan budayawan, seperti terlihat dalam Konser Salam Dua Jari di Gelora Bung Karno, tempo hari. (*)
No comments