Minangkabau "Fascinating" (Bagian Kedua)
PADANG, KabarMinang.com --Setelah menelusuri kota Bukittinggi, Anda juga bisa mampir ke Nagari Koto Gadang. Nagari penghasil kerajinan perak di Kab.Agam yang hanya berjarak belasan kilometer dari pusat kota Bukittinggi. Di sana Anda dapat melihat proses pembuatan kerajinan perak khas Minangkabau sekaligus membelinya sebagai buah tangan.
Penulis dengan latar Danau Diateh, Kabupaten Solok.
Kemudian dilanjutkan ke Selatan Bukittinggi, tepatnya ke Pandai Sikek. Nagari yang berada di kaki Gunung Singgalang merupakan sentra kerajinan songket Minang dengan rumah-rumah mode yang menawarkan beragam songket asli khas Minangkabau yang dibanderol rata-rata ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Panorama alam lainnya yang sangat memukau adalah Danau Maninjau. Berdiri di kawasan Ambun Pagi-Matur (600m dpl) sembari memandang danau nan cantik yang dikelilingi tebing. Sawah nan hijau, Masjid nan menyembul di antara rerimbunan pohon kelapa di tepi danau merupakan pemandangan yang sangat menyejukkan mata. Di Maninjau tepatnya di kenagarian Sungai Batang adalah tempat kelahiran tokoh agama dan tokoh politik terkenal yaitu Buya Abdul Malik Karim Amrullah atau yang sangat dikenal dengan sebutan Buya Hamka.
Danau Maninjau di Kabupaten Agam (Foto: Irson Maisal)
Dari Ambun Pagi menuruni kelok ampek-ampek (44) menuju Bayur di tepi danau dengan panorama menakjubkan. Kawasan ini selalu dijadikan lintasan balap sepeda Internasional "Tour de Singkarak" yang kali ini memasuki tahun ke-8. Lintasan ini sering dijuluki track maut, karna tak jarang peserta yang kandas pada pendakian etape ini. Maninjau memancarkan suasana pedesaan Minang yang kental. Rumah-rumah kayu masih banyak terlihat di antara hamparan sawah-sawah yang masih menghijau.
Tradisi hari pekan (hari pasar) masih dijalankan warganya dengan menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari pasar. Masyarakat di sini banyak yang merantau sehingga membuat daerah ini sedikit lengang. Panorama alam yang mempesona ini telah menjadi favorit bagi pelancong. Sebagian turis melahap keindahan daerah ini dengan bersepeda mengelilingi danau.
Jembatan Layang Kelok Sembilan di Kabupaten 50 Kota. (Foto Yurnaldi)
Setelah puas menikmati keindahan alam Maninjau anda kembali melanjutkan perjalanan menuju arah timur kota Bukittinggi, tepatnya kearah Kota Payakumbuh dan Kab.Limapuluh Kota. Disana anda akan menikmati lagi pesona alam yang luar biasa. Barisan tebing granit bernuansa jambon dapat anda nikmati di Lembah Harau di Kab.50 Kota ini. Beragam kuliner khas daerah inipun sangat menggugah selera anda. Ada gelamai, bareh randang, batiah dan beragam kuliner lainnya yang dapat anda nikmati. Selain Lembah Harau dan masih di Kab. 50 kota anda juga dapat menikmati panorama Kelok Sambilan dan lokasi peternakan sapi terbesar se Asia Tenggara di Nagari Padang Mangateh. Padang rumput yang luas dengan sapi-sapi gemuk bebas menikmati rumput-rumout segar laksana di peternakan New Zealand.
Keindahan panorama alam di Kota Payakumbuah. (Foto Yurnaldi)
Keluar dari Payakumbuh sampai di Nagari Piladang kita berbelok ke kiri menuju Luhak nan Tuo, yaitu Luhak Tanah Datar. Dimana terdapat Istana Basa Pagaruyung, istana Silindung Bulan dan berbagai wisata heritage Minangkabau. Di Kab.Tanah Datar ini anda akan dimanjakan dengan kuliner-kuliner seru dan berbagai permainan Anak Nagari seperti halnya "Pacu Jawi, Pacu Itik Terbang, dan permainan anak nagari lainnya.(Tulisan dan Foto: Irson Maisal, maisal.irson@gmail.com)
No comments