Yurnaldi: Perlu Sekolah Jurnalistik di Sumatera Barat
PADANG-Siapa yang tidak mengenal sosok wartawan senior, Yang kalem dan banyak memberikan inspirasi kepada para jurnalis amatir maupun senior yang ada di tanah air Indonesia ini. Terutama bagi kalangan wartawan senior dan pemula Sumatera Barat, khususnya kota Padang, bisa dibilang tidak ada yang tak mengenal beliau.
Sumber Berita: www.terasutama.com
http://terasutama.com/berita-yurnaldi-ingin-punya-sekolah-pendidikan-jurnalistik-sendiri.html#ixzz39RQsWzk4
Alumni Universitas Negeri Padang (UNP) ini bisa menjadi wartawan hebat tak luput dari doa kedua orang tua. Itu terbukti dengan nama yang diberikan oleh kedua orang tua beliau, yakni Yurnaldi (dulu sebelum ejaan yang disempurnakan diberlakukan nama di akte kelahiran adalah Jurnaldi), makanya Yurnaldi jadi penulis. Padahal Yurnaldi memiliki latar belakang pendidikan yang sangat jauh dari dunia kewartawanan.
Yurnaldi menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 kota Solok Negeri 1 di kota Solok (1980), menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 juga di Solok (1983), tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 di Solok dan masuk tanpa tes melalui Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) di jurusan Pendidikan Kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) IKIP Padang (sekarang FMIPA Univerditas Negeri PAdang).Tamat sarjana pendidikan tahun 1993 setelah puas jadi mahasiswa aktivis selama tujuh tahun (14 semester).
Perjuangannya untuk menjadi seorang jurnalis sudah diawali semenjak menjadi pengurus Organisasi Siswa Intra-Sekolah (OSIS) SMP Negeri 2 Solok dan SMA Negeri Solok, Ia aktif di bidang penerbitan majalah dinding dan majalah sekolah, barangkali dari sini lah bibit jadi seorang penulis itu muncul.
Ketika itu Harian Singgalang tahun 1985 menerbitkan lembaran sisipan (empat halaman) Koran Masuk Sekolah (lebih dikenal dengan sebutan KMS Singgalang, yang menurut Menteri Penerangan RI Harmoko ketika itu, ini pertama di Indonesia dan dijanjikan akan dijadikan proyek percontohan).
Yurnaldi menjadi penulis sekaligus koresponden atau istilahnya "Kerabat Kerja di KMS Singgalang, sampai-sampai terpilih sebagai penulis paling produktif tahun 1985 dan 1986.
Tatkala diterima tanpa tes di FMIPA IKIP Padang, mulai tahun pertama beliau sudah mencemplungi kegiatan penerbitan kampus Tridharma. Lalu jurusan dan Fakultas
memelopori serta menjadi pemimpin redaksi buletin Top Chemie dan suara Krida Mahasiswa, serta buletin FMIPa,lalu tabloid Tridharma, yang kemudian berganti nama menjadi
surat kabar Kampus Ganto.
Ketika mengelola Ganto, tabloid bulanan IKIP Padang berjumlah 5000 eksemplar ini, sempat berjaya dan dalam suatu perlombaan yang digelar Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menjadi Koran Kampus Nomor Dua terbaik di Indonesia.
Di luar kegiatan kampus, Yurnaldi sempat menjadi pembantu lepas di harian Singgalang., Padang, dan menjadi penulis lepas/kontributor di hampir 55 media cetak di
Indonesia, seperti antara lain INtisari, Warnasari, Sriwijaya Post, Media Indonesia, Republika, dan Pelita. Juga sempat menjadi koresponden Surat Kabar Mingguan Swadesi, Jakarta, selama 6 tahun.
Ketika di Singgalang, sering dipercaya M Joestik Helmi (alm) menulis tajuk rencana. Ada juga Tajuk Rencana yang ia tulis jadi Tajuk Tamu di harian Sinar Harapan, kala itu. Betapa Girangnya jadi penulis tajuk termuda.
Di koran Lokal lainnya, Yurnaldi, ketika masa-masa kuliahjuga aktif membantu harian Semangat, Padang, dan harian Haluan, Padang. Di Haluan, oleh penyair Angkatan 66
Rusli Marzuki Saria, sempat dipercaya menjadi redaktur Tamu untuk menggawangi rubrik "Puisi Minggu Ini" dan sekaligus memberikan catatan kritis atas puisi-puisi terpilih, selama setahun.mpa
Menurut kabar yang dihimpun, mahasiswa pertama di Provinsi Sumatera Barat yang menulis buku dan beredar secara nasional, Yurnaldi, anak asal Nagari Kacang, Kabupaten Solok, yang lahir di Solok, 16 Juni.Buku tersebut, yakni Kiat Jurnalistik dan Jurnalistik Siap Pakai.
Bermodalkan buku-buku itu dan ribuan kliping artikel dan tulisan yang dimuat 55 media cetak, serta sejumlahprestasi dibidang kepenulisan (karya jurnalistik, artikel, dan karya ilmiah) dan pengalaman jadi instruktur penerbitan mahasiswa, Yurnaldi, memberanikan diri melamar ke koran terkemuka Kompas.
Karena karya penulisannya yang mampu memukau, usai pendidikan singkat selama dua minggudi Kompas Biro Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) di Medan,Yurnaldi hanya sebentar
di Medan (1995) dan kemudian dipindahkan ke Kompas Padang, Sumatera Barat (1996). Beberapa bulan kemudian dipindahkan ke Kompas Bandarlampung, Lampung (1996). Setahun kemudian dipindahkan ke Kompas Palembagn, Sumatera Selatan (1997). Setahun di Palembang, pindah lagi ke Kompas Padang,Sumatera Barat (1998). Sempat juga tugas penyegaran ke Desk Dikbud, liputan seni-Budaya di Kompas Jakarta, selama 2 bulan.
ketika bertugas di daerah-daerah suami dari Rozalina Busro ini, banyak meliput sejumlah peristiwa besar (bencana alam), seperti Gempa Kerinci, Gempa Bengkulu, Gempa Sumatera Barat, jatuhnya pesawat Silk Air di Sumatera Selatan, jatuhnya Helikopter Polri di Sumatera Selatan, Rubuhnya Jembatan Muara Beliti,Jalur lintas tengahSumatera di Sumatera Selatan, jebolnya dermaga penyeberangan di pelabuhan Merak yang jadi berita ekslusif di Kompas, karena wartawan lain tidak ada di tempat kejadian peristiwa, sampai-sampai Menteri Perhubungan Haryanto Danutirto sidak saat berita itu turun HL di halaman satu, dan juga ada fotonya. Juga meliput Gempa Tsunami Aceh (NAD), Gempa Nias, dan Darurat Sipil, serta Masa Damai di Nangroe Aceh Darussalam (NAD), sekarang Provinsi Aceh.
Sepertinya Yurnaldi menjadi wartawan langganan spesialis meliput daerah bencana dan konflik. Walau Demikian juga pernah ditugaskan Kompas ke luar Negeri seperti Republik Namibia, Afrika Selatan, Botswana, Inggris, beberpa kali ke Singapura, dan Malaysia, Thailand, Australia, India dan juga Jepang.
Dikutip dari blog yang dikelolanya www.wartawanhebat.blogspot.com. Meski sudah banyak pengalaman dan petualangan dalam meliput berita, akan tetapi ayah dari 2 orang putri cantik,Ayyubie Cantika Yuranda dan Aura Nabila Yuranda, serta si lelaki ganteng Muhammad Regia Anbiya tidak pelit dalam memberikan ilmunya kepada para jurnalis yang ingin belajar dengannya. Beliau seringkali memotivasi wartawan maupun penulis pemula dalam setiap kesempatan bersamanya, baik melalui seminar kepenulisan maupun dalam diskusi-diskusi nonformal di kampus. Baginya, semua orang memiliki potensi menulis yang luar biasa, tinggal saja mau tidaknya mengasah potensi itu.
“Setiap kita pasti ingin meraih sesuatu prestasi. Prestasi, memang, tak selalu identik dengan meraih gelar juara. Dari tidak lihai, menjadi lihai menulis, itu sudah prestasi. Dari belum pernah dimuat di media nasional, lalu tiba-tiba bisa tembus media nasional, juga prestasi yang membanggakan bagi penulisnya,” ujar Yurnaldi dalam
kesempatan berbincang-bincang dengan “Rantau”.Atau, katanya lagi, dari yang semula takut dan tak berani menulis buku, tiba-tiba bersemangat menulis buku dan terbit, ini juga prestasi yang sangat luar biasa. Bagi wartawan, kata Presiden Direktur Kompas Gramedia Jakob Oetama yang dikutip Yurnaldi, buku adalah mahkota wartawan. “Artinya, kehebatan tertinggi seorang wartawan tak hanya bisa sekadar menulis berita, menulis feature, atau menulis kolom dan artikel. Akan tetapi, juga mampu menulis buku,” ujarnya.
Sudah Ribuan Mahasiswa, Wartawan, Staf Humas kota/provinsi yang pernah ia latih di bidang penulisan berita, wawancara, foto jurnalistik, lay out, manajemen redaksi, bahasa jurnalistik, penulisan feature, dan lain-lain.
Selain sebagai seorang wartawan hebat, narasumber/infrastruktur jurnalistik dan konsultan media, Yurnaldi juga dikenal sebagai Penggiat Seni, diantaranya :
*Penyair (beberapa kali juara lomba cipta puisi, diunfang membaca puisi, dan dipercaya jadi juri cipta puisi dan baca puisi, karya-karyanya dihimpun dalam berbagai
kumpulan puisi tunggal dan bersama). , lomba foto, karikatur, poster, dan stand pada ilmiahdan sen
*kaligrafer (juara di Sumbar dan pernah mewakili Sumbar ke MTQ Mahasiswa tingkat wilayah barat di Pontianak)
*Karikaturis (pernah juara terbaik dua di Sumbar dan membuat karikatur untuk beberapa penerbitan)
*Fotografer (Sekali pameran dan lima kali juara foto tingkat Sumbar dan Nasional)
Yurnaldi juga sering dipercaya menjadi juri dalam berbagai perlombaan jurnalistik, seperti seni tingkat Sumatera Barat dan Nasional, lomba penulisan artikel tingkat mahasiswa yang digelar Media Indonesia bekerja sama dengan Radio BBC, lomba foto, karikatur, poster, dan stand ilmiah dan seni mahasiswa tingkat nasional di Universitas Andalas.
Juga sebagai pengagas dan juri lomba penulisan artikel/feature tentang Bank Nagari Tingkat Nasional, juri lomba Baca puisi tingkat Sumatera Barat dan terakhir Ketua Panitia Lomba Cipta Puisi 100 Tahun Bung Hatta Tingkat Nasional. Yang kemudian puisi-puisi pemenang tersebut diterbitkan menjadi buku Bung Hatta Dalam Puisi. Dua tahun berturut-turut menjadi juri penilaian bahasa media cetak di Sumatera Barat, yang diadakan Balai Bahasaa Padang. Yurnaldi juga menjadi penggurus Pusat ForumBahasa Media Massa (FBMM).
Tak hanya itu Yurnaldi juga menjadi salah seorang juri pemberian nama Bandara Internasional Minangkabau (BIM), di padang-pariaman, Sumatera Barat.Dua kali jadi
juritarung penyair Panggung yang digelar Pemerintah kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Tak hanya itu, Ia juga menciptakan sejumlah logo antara lain Multi Prima jambi (MPJ), Padang Press Club (PPC), Forum Wartawan Pariwisata (FWP) Sumatera Barat, dan Ambacang Swimming Club.
Sebelum bergabung dengan Kompas, Yurnaldi memang sudah menulis buku. Hebatnya, dua buku tentang jurnalistik itu ia tulis semasa ia masih mahasiswa, yang kemudian
menjadi modal utamanya untuk melamar dan bergabung dengan harian terkemuka di Indonesia.
“Kompas memang target saya sejak jadi mahasiswa. Ibaratnya, saya ingin membuktikan kemampuan saya dalam hal menulis. Karena banyak dosen, hingga rektor waktu itu, menilai saya sangat layak di Kompas,” ujarnya sambil tertawa.
Apa yang dikatakan Yurnaldi tidak sekedar guyon. Memang para dosennya menilai begitu, karena artikel-artikel yang ia tulis waktu menjadi mahasiswa, layaknya pemikiran seorang doktor.
“Hehe… Ya, terserah mereka menilai. Tapi, setidaknya, dalam beberapa kali lomba karya ilmiah di kampus dan tingkat regional, saya berdebat dengan profesor dan doktor,” ujarnya mengenang.
Sudah banyak karya-karyanya sebagai penulis dan wartawan dibukukan, Buku-buku tersebut adalah :
*Berita Kepada Ibu (Antologi Puisi, Penerbit Kreta Nusantara, 1992)
*Sukses Ke Perguruan Tinggi (bersama Yulfian Azrial dan Awan F Wijaya, Penerbit Kreta Nusantara, 1993)
*Kiat Praktis Jurnalistik (Penerbita Angkasa Raya, Cetakan pertama 1992, cetakan kedua 2007)
*Jurnalistik Siap Pakai (Penerbit Angkasa Raya, cetakan pertama 1992, cetakan kedua 2007)
*Ajaibnya Organ Tubuh Danal (Penerbit Angkasa Raya, 1993)
*Menjadi Wartawan Hebat (Penerbit Citra Budaya Indonesia, 2004, cetakan kedua 2008)
*Foto Jurnalistik : Menjadi Kaya Dengan Foto (Naskah selesai tahun 2001, belum sempat diterbitkan)
*Kembalikan Semen Padang Ke Pangkuan Negara (Suara Lantang Minang), (Penerbit Padang Press Club dan Forum Wartawan Peduli Aset Daerah, 2011)
*Negeri Pantun (Yurnaldi, dkk. Editor maman S Mahayana. Penerbit yayasan Panggung Melayu, jakarta April 2008)
*Antirokok: Sehat Fisikal, Cerdas Akal, Sehat Finansial (Penerbit Yayasan Peduli Bangsa-Komunitas Penggiat Sastra Padang, 2009)
Sejumlah karya tulis jurnalistikny dan karya sastra yang juga dibukukan, adalah :
*Sekolah Alternaif Untuk Anak (Penerbit Buku Kompas, 2002)
*Profil Daerah Kabupaten dan Kota (Penerbit Buku Kompas,2002)
*Profil Daerah Kabupaten dan Kota 2 (Penerbit Buku Kompas, 2003)
*Profil Daerah dan Kabupaten dan Kota 3 (Penerbit Buku Kompas, 2003, dan 2005)
*Profil Daerah dan Kabupaten dan Kota 4 (Penerbit Buku Kompas, 2004)
*Profil Daerah dan Kabupaten dan Kota 5 (Penerbit Buku Kompas, 2005)
*Seri Kekayaan Tersembuni 9 (Penerbit Buku Kompas, 2003)
*Menggenjot Peluang Sukses (Penerbit Buku Kompas, 2003)
*Bencana Gempa dan Tsunami (Penerbit Buku Kompas, 2005)
*Lautan Sukses (Penerbit Buku Kompas, 2003)
*Sukses mengeksploitasi Seni (Penerbit Buku Kompas, 2003)
*Guru Dalam Tinta Emas (Penerbit Buku Kompas, 2003)
*Kisah Para Juragan (Penerbit Buku Kompas, 2003)
*Antologi Puisi Rumpun (Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat dan Departemen Pendidikan Nasional, 1992)
*Puisi 1999 Sumatera Barat (Dewan Kesenian Sumatera Barat, 1999)
*Taraju '93: Kumpulan Puisi Indonesia Sumatera Barat (Yayasan Taraju Ekspresi Budaya, 1993)
*Rantak 8: Antologi Puisi Indonesia Sumatera Barat (Kelompok Studi Sastra dan Jurnalistik Padang Sumatera Barat, 1991)
*Parade Sajak-Sajak Indonesia (Haluan, Padang, 1994)
*Rendra Ia Tak Pernah Pergi (Penerbit Buku Kompas, 2009)
*Kumpulan Puisi Jalan Bersam 2 (Yayasan Panggung Melayu, jakarta, 2008)
Sedangkan buku yang sudah dieditori :
*Syair Lampung Karam: Dahsyatnya Letusan Krakatau 1883 (Penulis Suryadi, Penerbit Komunitas Penggiat Sastra Padang, 2010)
*Kecil-kecil Jadi Pengusaha (PenulisNilam Zubir, Penerbit Pustaka Bestari, Jakarta, 2011)
*Bung Hatta Dalam Puisi (Komunitas Penggiat Sastra Padang, 2002)
Buku-buku yang ditulis oleh beliau, dan juga banyak dikoleksi di perpustakaan-perpustakaan yang ada di Seluruh Dunia. Bahkan ada beberapa pengusaha buku yang meminta
buku-bukunya untuk di cetak ulang.
"Alhamdulillah, buku-buku saya sudah banyak dikoleksi perpustakaan, seperti perpustakaan nasional, jakarta; perpustakaan universiteit leiden, belanda: perpustakaan
Lembaga Pers Doktor Soetomo, perpustakaan PMB lembaga ilmu pengetahuan indonesia (LIPI). untuk yang terakhir ini, saya sampaikan terimakasih kepada mbak Henny Warsilah
yang sudah mengapresiasinya. Hanya buku "jurnalisme kompas" yang masih ada di toko buku gramedia, yang lainnya bisa pesan langsung ke saya. terimakasih kepada teman-
teman yang juga sudah mengoleksinya. bagi yang belum, buku ini bisa anda hadiahkan ke anak, pacar, keponakan, teman, atau buat anda sendiri,"ujarnya di sosial media
Facebook miliknya Yurnaldi Paduka Raja.
Saat ini impian beliau yang masih belum tercapai adalah mendirikan sebuah Sekolah Pendidikan Jurnalis dan langsung turun tangan mengajar para murid yang akan bersekolah disekolah tersebut. Sembari menunggu modal untuk mendirikan sekolah itu, beliau tengah menikmati cuti panjang. Sambil menulis buku baru yang akan diterbitkannya dan menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta di Kampung halaman Kota Padang, Sumatera Barat.
Sumber : Buku Jurnalisme Kompas karya Yurnaldi, Blogspot.Wartawanhebat.com, dan Facebook Pribadi Milik Yurnaldi Paduka Raja
Sumber Berita: www.terasutama.com
http://terasutama.com/berita-yurnaldi-ingin-punya-sekolah-pendidikan-jurnalistik-sendiri.html#ixzz39RQsWzk4
No comments