7 Keputusan Kunci Ini Akan Mengubah Secara Dramatis Kehidupan Finansial Anda
Dari studi terhadap sejumlah riset dan literatur tentang personal finance, setidaknya ada 7 poin keputusan yang amat signifikan dampaknya terhadap masa depan finansialmu. Mari kita bedah satu demi satu.
Financial Decision # 1 : EARN MORE.
Tentu saja ini adalah pilar pertama menuju kehidupan finansial yang lebih baik, yang lebih mak nyus. Ingat harga tanah di Jalan Sudirman, Jakarta sekarang sudah Rp 150 juta per meter persegi. Jadi kalo mau bikin WC ukuran 1×1 di area Sudirman, minimal butuh uang Rp 150 juta. Buat WC doang. Disitu kadang saya merasa sedih
Bagaimana cara earn more? Upayakan agar Anda memiliki source of income lebih dari satu. Kalau Anda sudah menikah, dan dua-duanya bekerja, that’s okay. Berarti Anda sudah double income.
Namun kalau sumber penghasilan utama keluarga hanya satu, apakah masih bisa tersisa untuk tabungan investasi. Atau jika yang punya penghasilan kena PHK, apa safety net-nya?
Maka kolaborasikan dengan pasangan hidup Anda, agar bisa tercipta setidaknya dua sumber pendapatan (tidak hanya dari gaji, namun mungkin penghasilan dari usaha yang dikelola oleh mitra atau pasangan hidup).
Dengan sumber pendapatan lebih dari satu, maka peluang untuk earn more juga makin bagus.
Maka bangunlah keluarga yang produktif : baik suami dan istrinya bisa financially productive.
Financial Decision # 2 : Invest. Don’t Save.
Seperti yang sudah pernah kita bahas minggu lalu, sebaiknya memang kita menginvestasikan uang kita – dan bukan hanya ditabung semata. Pilihan investasi bisa properti, reksadana atau modal usaha.
Ada aturan 40/30/30 : alokasikan 40% penghasilan untuk biaya hidup, 30% untuk bayar cicilan hutang seperti KPR, dan 30% untuk investasi.
Wah mas, kalo penghasilan saya habis semua untuk biaya hidup dan bayar cicilan. Makanya, lihat kembali poin no 1 diatas : earn more.
Sebab jika tidak ada sisa uang, maka aturan 30% alokasi untuk investasi hari tua/masa depan itu menjadi sulit dilakukan. Kecuali mertua Anda adalah Chairul Tanjung atau Sandiaga Uno.
Financial Decision # 3 : Invest to Sharpen Your Brain.
Pada akhirnya, salah satu investasi terbaik itu adalah untuk pendidikan, untuk ketajaman otak Anda.
Maka selain mengalokasikan uang untuk investasi keuangan seperti reksadana dan properti, jangan pernah bosan untuk investasi buat pengembangan diri Anda (jangan hanya belajar gratisan melulu melalui Blog Strategi + Manajemen. Uhuk).
Di era internet ini banyak yang bermental gratisan. Nyari buku inginnya dari PDF bajakan. Le, le, nek sampeyan koyo ngono kapan sugihe le
No. Kalau Anda mau maju dan earn more, kadang Anda mesti rela invest pengeluaran : untuk beli buku, ikut seminar, daftar online course, atau beli presentasi manajemen dan powerful tools untuk pengembangan diri.
Sebab karirmu akan stagnan (dan income ndak naik-naik) kalau kompetensi-mu abal-abal. Dan bagi yang usaha sendiri, bisnismu tak akan maju kalau otak-mu tidak kreatif.
So, invest your money to sharpen your brain, to enhance your skills.
Financial Decision # 4 : No Debt for Consumptive Spending.
Hati-hati menggunakan kartu kredit. Banyak orang yang terjebak hutang kartu kredit dengan bunga ala rentenir, dan akhirnya dikejar-kejar debt collector.
Ada studi menarik. Ternyata secara psikologis orang lebih boros jika belanja pake kartu kredit dibanding jika pakai uang cash.
Kenapa begitu? Dalam studi itu terbukti, perasaan orang berbeda saat membeli barang dengan uang cash dan kartu plastik seperti credit card.
Saat membeli dengan uang cash, seseorang merasa lebih sayang mengeluarkannya (ada perasaan bersalah). Ada emotional attachment yag kuat dengan uang cash, dibanding dengan uang plastik berbentuk kartu kredit.
Sebaliknya, kalau belanja dengan kartu kredit, seseorang merasa tidak begitu bersalah (not guilty) waktu beli ini itu. Makanya jadi lebih boros. So, hati-hati terjebak dengan ilusi kartu kredit.
Selain itu, banyak juga orang yang ambil kredit mobil meski keuangannya belum memadai. Biar dianggap “sukses”.
Karena bayar cicilan mobil, maka aturan 30% maksimal untuk bayar cicilan bisa tak berlaku. Karena banyak cicilan hutang yang harus dibayar, alokasi penghasilan untuk bayar cicilan bisa tembus 50% atau bahkan 60%.
Sedih dong, begitu terima gaji, langsung habis dipotong buat bayar cicilan hutang ini itu
Financial Decision # 5 : Be Humble.
Hiduplah dengan bersahaja dan sederhana. Sayangnya di zaman sekarang banyak orang yang meski penghasilan pas-pasan maunya pamer dan beli barang mahal.
Contoh : beli smartphone dengan harga 5 juta meski gaji cuma 5 juta/bulan. Wadoh.
Menurut saya, Anda hanya layak membeli smartphone seharga 5 jutaan, jika gajimu sudah tembus Rp 25 juta per bulan. Kalau gaji masih 5 atau 10 jutaan, cukup beli Mito atau Evercoss yang harganya 1,5 jutaan.
Atau contoh lain : untuk membeli mobil, harusnya harga maksimal 50% dari penghasilan tahunan Anda. Jadi jika penghasilan tahunan Anda (gaji + bonus) adalah Rp 200 juta/tahun, maka harga mobil yang dibeli maksimal 100 juta (50%-nya).
Wah ndak ada mobil baru seharga gitu mas. Ya beli aja mobil second, bekas Taksi. Murah tuh
Namun banyak orang yang beli mobil jauh melebihi 50% penghasilan tahunannya. Bahkan bisa 200% dari annual income-nya. Ini gaya hidup snob : penghasilan masih kecil tapi sudah sok kaya.
Pada akhirnya membeli mobil mahal itu juga keputusan investasi yang rada-rada bodoh dan tidak rasional. Sayangnya, banyak orang beli mobil mewah memang bukan untuk rasionalitas, tapi demi prestise
Daripada beli mobil mahal yang depresiasinya tinggi, ya lebih bagus buat modal bisnis, beli emas atau sekalian buat beli batu akik
Financial Decision # 6 : Maintain Your Health.
Memang sih sekarang sudah ada BPJS. Namun antrinya lama bingits. Anda bisa keburu wafat duluan sebelum antriannya habis.
Kabar pahitnya : sekarang gaya hidup para pekerja kantoran rata-rata kurang sehat.
Stress di jalanan yang macet plus stress di kantor karena beban pekerjaan (stress membuat Anda rentan kena penyakit). Kerja lembur sampai malam (tubuhmu seperti mesin, kalau kepanasan ya lama-lama jebol). Lalu, makan siang sembarangan. Lalu pulangnya macet lagi. Ndak pernah ada waktu untuk olahraga.
Stress di jalanan dan di kantor + makan sembarangan + jarang olahraga. Ini ramuan ampuh untuk masuk ICU atau mati muda.
Maka mulailah rajin olahraga (minimal 30 menit, 4 kali seminggu). Banyak makan sayuran dan buah. Dan mulai minggu depan, kalau meeting di kantor, konsumsinya tidak lagi kue dan gorengan yang tidak sehat. Tapi ganti dengan wortel, kacang rebus, ubi rebus atau jeruk, duku dan salak. Wokeh?
Sebab kesehatan itu amat mahal harganya.
Financial Decision # 7 : Give More.
Inilah financial decision yang terakhir : bersedekahlah lebih banyak. Sebab, return on investment investasi ini amat fantastis : 700 kali.
Sejumlah studi empirik juga menunjukkan : orang yang kaya ternyata memang rajin memberi. Dalam studi lain, penelitinya juga sampai menulis : kebiasaan orang untuk memberi merupakan penyebab kenapa dia menjadi kaya (Sonya, 2007).
Alurnya seperti ini. Rajin memberi dan berbagi ternyata membuat orang itu lebih bahagia. Dan riset membuktikan, orang yang bahagia pasti lebih produktif. Dan orang produktif pasti bisa earn more.
Formulanya jadi seperti ini : rajin memberi > membuat hidup lebih happy > meningkatkan produktivitas diri > karena produktivitas meningkat, maka rezeki makin sering datang menghampiri.
Financial Decision # 1 : EARN MORE.
Tentu saja ini adalah pilar pertama menuju kehidupan finansial yang lebih baik, yang lebih mak nyus. Ingat harga tanah di Jalan Sudirman, Jakarta sekarang sudah Rp 150 juta per meter persegi. Jadi kalo mau bikin WC ukuran 1×1 di area Sudirman, minimal butuh uang Rp 150 juta. Buat WC doang. Disitu kadang saya merasa sedih
Bagaimana cara earn more? Upayakan agar Anda memiliki source of income lebih dari satu. Kalau Anda sudah menikah, dan dua-duanya bekerja, that’s okay. Berarti Anda sudah double income.
Namun kalau sumber penghasilan utama keluarga hanya satu, apakah masih bisa tersisa untuk tabungan investasi. Atau jika yang punya penghasilan kena PHK, apa safety net-nya?
Maka kolaborasikan dengan pasangan hidup Anda, agar bisa tercipta setidaknya dua sumber pendapatan (tidak hanya dari gaji, namun mungkin penghasilan dari usaha yang dikelola oleh mitra atau pasangan hidup).
Dengan sumber pendapatan lebih dari satu, maka peluang untuk earn more juga makin bagus.
Maka bangunlah keluarga yang produktif : baik suami dan istrinya bisa financially productive.
Financial Decision # 2 : Invest. Don’t Save.
Seperti yang sudah pernah kita bahas minggu lalu, sebaiknya memang kita menginvestasikan uang kita – dan bukan hanya ditabung semata. Pilihan investasi bisa properti, reksadana atau modal usaha.
Ada aturan 40/30/30 : alokasikan 40% penghasilan untuk biaya hidup, 30% untuk bayar cicilan hutang seperti KPR, dan 30% untuk investasi.
Wah mas, kalo penghasilan saya habis semua untuk biaya hidup dan bayar cicilan. Makanya, lihat kembali poin no 1 diatas : earn more.
Sebab jika tidak ada sisa uang, maka aturan 30% alokasi untuk investasi hari tua/masa depan itu menjadi sulit dilakukan. Kecuali mertua Anda adalah Chairul Tanjung atau Sandiaga Uno.
Financial Decision # 3 : Invest to Sharpen Your Brain.
Pada akhirnya, salah satu investasi terbaik itu adalah untuk pendidikan, untuk ketajaman otak Anda.
Maka selain mengalokasikan uang untuk investasi keuangan seperti reksadana dan properti, jangan pernah bosan untuk investasi buat pengembangan diri Anda (jangan hanya belajar gratisan melulu melalui Blog Strategi + Manajemen. Uhuk).
Di era internet ini banyak yang bermental gratisan. Nyari buku inginnya dari PDF bajakan. Le, le, nek sampeyan koyo ngono kapan sugihe le
No. Kalau Anda mau maju dan earn more, kadang Anda mesti rela invest pengeluaran : untuk beli buku, ikut seminar, daftar online course, atau beli presentasi manajemen dan powerful tools untuk pengembangan diri.
Sebab karirmu akan stagnan (dan income ndak naik-naik) kalau kompetensi-mu abal-abal. Dan bagi yang usaha sendiri, bisnismu tak akan maju kalau otak-mu tidak kreatif.
So, invest your money to sharpen your brain, to enhance your skills.
Financial Decision # 4 : No Debt for Consumptive Spending.
Hati-hati menggunakan kartu kredit. Banyak orang yang terjebak hutang kartu kredit dengan bunga ala rentenir, dan akhirnya dikejar-kejar debt collector.
Ada studi menarik. Ternyata secara psikologis orang lebih boros jika belanja pake kartu kredit dibanding jika pakai uang cash.
Kenapa begitu? Dalam studi itu terbukti, perasaan orang berbeda saat membeli barang dengan uang cash dan kartu plastik seperti credit card.
Saat membeli dengan uang cash, seseorang merasa lebih sayang mengeluarkannya (ada perasaan bersalah). Ada emotional attachment yag kuat dengan uang cash, dibanding dengan uang plastik berbentuk kartu kredit.
Sebaliknya, kalau belanja dengan kartu kredit, seseorang merasa tidak begitu bersalah (not guilty) waktu beli ini itu. Makanya jadi lebih boros. So, hati-hati terjebak dengan ilusi kartu kredit.
Selain itu, banyak juga orang yang ambil kredit mobil meski keuangannya belum memadai. Biar dianggap “sukses”.
Karena bayar cicilan mobil, maka aturan 30% maksimal untuk bayar cicilan bisa tak berlaku. Karena banyak cicilan hutang yang harus dibayar, alokasi penghasilan untuk bayar cicilan bisa tembus 50% atau bahkan 60%.
Sedih dong, begitu terima gaji, langsung habis dipotong buat bayar cicilan hutang ini itu
Financial Decision # 5 : Be Humble.
Hiduplah dengan bersahaja dan sederhana. Sayangnya di zaman sekarang banyak orang yang meski penghasilan pas-pasan maunya pamer dan beli barang mahal.
Contoh : beli smartphone dengan harga 5 juta meski gaji cuma 5 juta/bulan. Wadoh.
Menurut saya, Anda hanya layak membeli smartphone seharga 5 jutaan, jika gajimu sudah tembus Rp 25 juta per bulan. Kalau gaji masih 5 atau 10 jutaan, cukup beli Mito atau Evercoss yang harganya 1,5 jutaan.
Atau contoh lain : untuk membeli mobil, harusnya harga maksimal 50% dari penghasilan tahunan Anda. Jadi jika penghasilan tahunan Anda (gaji + bonus) adalah Rp 200 juta/tahun, maka harga mobil yang dibeli maksimal 100 juta (50%-nya).
Wah ndak ada mobil baru seharga gitu mas. Ya beli aja mobil second, bekas Taksi. Murah tuh
Namun banyak orang yang beli mobil jauh melebihi 50% penghasilan tahunannya. Bahkan bisa 200% dari annual income-nya. Ini gaya hidup snob : penghasilan masih kecil tapi sudah sok kaya.
Pada akhirnya membeli mobil mahal itu juga keputusan investasi yang rada-rada bodoh dan tidak rasional. Sayangnya, banyak orang beli mobil mewah memang bukan untuk rasionalitas, tapi demi prestise
Daripada beli mobil mahal yang depresiasinya tinggi, ya lebih bagus buat modal bisnis, beli emas atau sekalian buat beli batu akik
Financial Decision # 6 : Maintain Your Health.
Memang sih sekarang sudah ada BPJS. Namun antrinya lama bingits. Anda bisa keburu wafat duluan sebelum antriannya habis.
Kabar pahitnya : sekarang gaya hidup para pekerja kantoran rata-rata kurang sehat.
Stress di jalanan yang macet plus stress di kantor karena beban pekerjaan (stress membuat Anda rentan kena penyakit). Kerja lembur sampai malam (tubuhmu seperti mesin, kalau kepanasan ya lama-lama jebol). Lalu, makan siang sembarangan. Lalu pulangnya macet lagi. Ndak pernah ada waktu untuk olahraga.
Stress di jalanan dan di kantor + makan sembarangan + jarang olahraga. Ini ramuan ampuh untuk masuk ICU atau mati muda.
Maka mulailah rajin olahraga (minimal 30 menit, 4 kali seminggu). Banyak makan sayuran dan buah. Dan mulai minggu depan, kalau meeting di kantor, konsumsinya tidak lagi kue dan gorengan yang tidak sehat. Tapi ganti dengan wortel, kacang rebus, ubi rebus atau jeruk, duku dan salak. Wokeh?
Sebab kesehatan itu amat mahal harganya.
Financial Decision # 7 : Give More.
Inilah financial decision yang terakhir : bersedekahlah lebih banyak. Sebab, return on investment investasi ini amat fantastis : 700 kali.
Sejumlah studi empirik juga menunjukkan : orang yang kaya ternyata memang rajin memberi. Dalam studi lain, penelitinya juga sampai menulis : kebiasaan orang untuk memberi merupakan penyebab kenapa dia menjadi kaya (Sonya, 2007).
Alurnya seperti ini. Rajin memberi dan berbagi ternyata membuat orang itu lebih bahagia. Dan riset membuktikan, orang yang bahagia pasti lebih produktif. Dan orang produktif pasti bisa earn more.
Formulanya jadi seperti ini : rajin memberi > membuat hidup lebih happy > meningkatkan produktivitas diri > karena produktivitas meningkat, maka rezeki makin sering datang menghampiri.
No comments